Rabu, 17 Agustus 2011

Mengubah kepahitan hidup menjadi damai dan bahagia

Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.

Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu dia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk 
mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya", ujar pak tua"Pahit, pahit sekali", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping

Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga.
Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Sesampai disana, Pak tua itu kembali 
menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.

"Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya,
"Bagaimana rasanya ?"
"Segar",
 sahut si pemuda.
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua
"Tidak", sahut pemuda itu

Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:

"Anak muda, dengarkan baik-baik. 
Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki, tergantung dari luas tidaknya hati/perasaan kita.

Jadi 
saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan, maka LAPANGKANLAH DADAMU menerima semuanya itu, LUASKANLAH HATIMU untuk menampung setiap kepahitan itu".

Pak tua itu lalu kembali menasehatkan:
"Hatimu adalah wadah itu;
Perasaanmu adalah tempat itu;
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.

Jangan jadikan hatimu seperti gelas;
Buatlah hatimu laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan itu;
Sehingga kepahitan itu menjadi tidak terasa dan tidak mempengaruhi kesegaran dan kedamaian hatimu".

Anak muda, belajarlah menerima kenyataan;
Berlatihlah menerima kenyataan;
Berlatihlah untuk ikhlas serta mensyukuri setiap kenyataan.
Karena itulah yang terbaik bagimu.
Dan latihan itu akan semakin memperluas daya tampung hatimu.

Kalau kamu mau dan berusaha melatihnya terus-menerus, maka hatimu akan benar-benar seluas telaga.
Dan kamu tidak pernah merasakah kepahitan lagi, apa pun keadaan dan masalahmu, hatimu akan tetap segar, damai, dan bahagia".

Nikmatilah Kopinya, Bukan Cangkirnya


Sekelompok alumni satu University California of Bekeley yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua.
Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stess di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Profesor menawari tamu-tamunya kopi, kemudian pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi serta cangkir berbagai jenis - dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah - dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.
Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja.
Meskipun normal bagi kalian untuk menginginkan hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami, bila kalian lupa menikmati keinginan itu."

"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum.
Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi terbaik, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

"Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan adalah kopinya. Cangkirnya adalah uang, harta benda, jabatan, serta posisi dalam masyarakat. Sedangkan pekerjaan, dapat menjadi cangkir, dapat juga menjadi kopi.”

“Kalau anda justru bergembira dan bahagia saat bekerja, menjadi lebih bersemangat saat bekerja, dan saat bekerja bagi anda merupakan tamasya atau bermain-main. Maka pekerjaan itu merupakan KOPI”.

Sebaliknya, bila saat bekerja justru mudah stress, tidak bersemangat, merasa terbebani, mudah lelah, dsb-nya. Maka pekerjaan itu merupakan CANGKIR”.

Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi.
Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita."

“Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya
Jadi nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya”.

Bagi anda yang belum merasakan nikmatnya saat bekerja, berusaha dan berlatihlah terus-menerus sedemikian rupa sehingga pekerjaan anda dapat menjadi kopi, bukan menjadi cangkir.

Bila anda sudah mampu menjadikan pekerjaan sebagai kopi, maka kualitas kopi maupun cangkirnya otomatis akan meningkat terus, dan bersamaan dengan itu, dalam keseharian  anda akan selalu bahagia.

Anda pasti bisa melakukannya, karena Tuhan memberikan kemampuan itu kepada manusia.

Semoga bemanfaat.

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman


01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;

02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do’a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW) “Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)

Selasa, 16 Agustus 2011

inginku bisakah jadi inginmu?

bersamamu kuharap selamanya
namun mampukah aku………..
membuatmu bertahan di sampingku
jika nyatanya cinta kita bagai ilusi
bersamamu kurasa bahagia
namun bahagiakah dirimu berasamaku
dalam arti sesungguhnya…….
bukan hanya berupa bayang-bayang
kucinta kau apa adanya
namun biasa kah kau mencintaiku
seperti apa adanya diriku…
bukan hanya cinta semu…….
yang telihat hanya di permukaan
kuinginkan kau lebih dari yang hatiku tau
namun pernahkah kau menginginkan……
hadirku dalam dalam hidupmu……
bukan hanya sekerdar pengisi kekosongan hatimu
yang setiap saat bisa kau singkirkan dengan mudah

* cinta tak harus memiliki *

Saat menghitung hari...

Saya sangat takut kejadian itu terulang lagi.

Saat ku bertemu dengan tanggal pada saat kejadian dulu.

Sungguh saya tak bisa menghentikan air mata ini yang terurai...

Saya bingung menghadapinya.

Yang setelah sekian lama saya berhubungan dengan nya.

Kita berakhir begitu saja...

Tanpa ada kata perpisahan...

Hanya kata kita cukupkan di sini.

Saat kata-kata itu yang ku ucapkan...

Tak kuasa aku memendam nya.

Saat ku lepas dengan nya.

Ternyata banyak perubahan pada diri ku...

Tak ku sesali.

Namun ini yang aku rasa kan...

Sakit... sedih...

Ternyataa cinta tak harus memiliki...

Aku bertemu dengan cinta yang ke dua ini, bukan nya tambah senang tapi aku selalu menangisi nya...

Ditambah dia yang menduakan aku dalam waktu yang cukup lama...

Hati ku sungguh sakitttttttttt...

Tak bisa aku menahan nya, sungguh aku tak kuasa...

Ku hanya bisa terdiam dalam keterpurukan kesendirian ku...

cerpen~loving you~

Note : Raka terlalu mencintai Zoya, hingga terlalu merindukannya pada saat mereka berpisah, bagi Raka, Zoya bukan sekedar cinta tapi kebutuhan yang harus selalu bersama sama dirinya. Karena Zoya, hidup Raka yang dulu kelabu menjadi berwarna, sebenarnya Zoya pun memliki perasaan cinta di saat terakhirnya bersama Raka, hanya saja Zoya telah menganggap mereka tidak berjodoh, hingga pergi lantas hilang dari kehidupan Raka dan mereka bertemu lagi setelah  Raka terlanjur menumpuk rindunya yg menjadi penyakit kronis.

cinta itu ?

bila kita mencintai seseorang
itu bukanlah sebuah keikhlasan,
tapi sebuah takdir
maka janganlah kau anggap itu sebuah ancaman
walau memang terkadang menyakitkan
sikapilah cinta itu dengan senyum
maka kau akan akan mendapatkan senyum itu
serta hari yang membuat mu buta
untuk sejenak memang ada
dari situlah kau sendiri yang bisa memastikannya
apakah itu kebahagiaan sebenarnya

Powered By Blogger

me :D

ilmi annisa

ilmi annisa
ayam bakar chi chii